WahanaNews-NTT | Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan 25 unit kapal kepada 25 kelompok nelayan di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Mensos mengatakan ide memberikan kapal karena dirinya tidak tega melihat nelayan tidak bisa ke tengah laut karena tidak memiliki kapal.
Dikisahkan Mensos, saat itu ia tengah menikmati santap siang di salah satu rumah makan di Ende. Ia melihat nelayan sedang menjaring ikan dipinggir laut.
Baca Juga:
Kemensos RI Salurkan Bantuan ke Korban Banjir Bandang di Samosir
"Ternyata mereka gak punya perahu atau kapal untuk ke tengah laut sehingga mereka menjaring di pinggir laut," katanya dalam keterangan di hadapan media saat meninjau proses pembuatan kapal di Pantai Wairhubing, Desa Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Senin (27/2).
Menurut Mensos, nelayan rentan jatuh ke garis kemiskinan jika tidak diberikan akses atau alat menangkap ikan yang memadai. Hal ini membawa Mensos menghubungi Anggota DPR RI Andreas Hugo Pareira yang menjembataninya dengan Pemerintah Kabupaten Sikka.
Kapal fiber bermesin 5 GT itu dibuat langsung di Sikka dengan mendatangkan ahli dari luar. "Kalau di luar mungkin harganya sampai 400an (juta). Kita bisa membuat kapal ini di sini, dengan warga di sini. Sehingga ada transfer of knowlegde untuk dia bisa membuat kapal sendiri. Kita buat moldingnya di sini," katanya.
Baca Juga:
Bansos Untuk Warga Terdampak Gagal Panen di Papua Terus Berlanjut
Kapal nelayan yang diberikan terbuat dari bahan fiber sehingga lebih ringan, tahan terhadap cuaca, perawatan lebih mudah dan waktu produksi lebih singkat. Dengan panjang 10,5 meter dengan lebar 2 meter, kapal ini dapat menampung ikan sebanyak 4 ton.
Sebanyak 22 unit kapal sudah masuk tahap akhir atau mencapai penyelesaian 70%, sedangkan 3 unit kapal dalam tahap assembling. Adapun nilai bantuan kapal yang diserahkan adalah sebesar Rp6,48 milyar.
Salah satu nelayan penerima kapal Yoseph Sukardi (52) tak sabar untuk menggunakan kapal dari Mensos. Selama ini, bersama kelompoknya, ia melaut menggunakan perahu kayu dengan mesin ketinting (mesin tempel). Sekali melaut hanya bisa mengahasilkan ikan kecil yang jumlahnya terbatas. Warga Desa Watuliwung ini berharap kapal baru dapat meningkatkan penghasilan. "Kalau dulu hanya dapat ratusan ribu, mudah-mudahan dengan kapal ini bisa menambah penghasilan jadi jutaan rupiah," katanya.