WahanaNews-NTT | Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Antonius Benny Susetyo mewanti-wanti calon Panglima TNI yang telah disetujui DPR RI, Jenderal Andika Perkasa, agar tidak menjadi alat politik partai.
"Kepada Panglima TNI yang baru jangan sampai menjadi alat politik kekuasaan bahkan alat partai politik yang berpotensi mencederai institusi TNI yang mandiri dan independen," katanya dalam keterangan tulis, Minggu (7/11).
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Menurut Benny, TNI mesti memihak rakyat bukan golongan apalagi partai tertentu. "Dalam hal TNI berpihak kepentingan bukan alat politik partai, golongan, kepentingan tetapi TNI menjaga Keutuhan Republik," kata Benny.
Andika, lanjut Benny, juga harus mampu menjaga sinergitas dan soliditas antara TNI dan Polri. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang mengganggu stabilitas negara. Pekerjaan rumah untuk TNI Polri saat ini, menurutnya, banyak yang belum selesai, baik dalam hal penguasaan teritorial, aksi terorisme, dan isu Papua.
"Maka harus ada komunikasi dua arah, saling memahami satu sama lain, Panglima harus memiliki kesadaran komunikasi yang baik," ujarnya.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Benny juga mendorong Panglima TNI harus mampu menjembatani pertarungan ekonomi baik antara Amerika dan Cina atau Rusia. Selain itu, dia harus mampu memiliki lobi yang kuat kepada negara-negara superpower yang memiliki alat atau teknologi canggih.
"Saat ini juga dibutuhkan transfer teknologi, bagaimana Panglima punya lobi kepada negara-negara superpower, karena sekarang kan politik bebas aktif bagaimana kita memiliki kebebasan untuk kepentingan," tegasnya.
Komisi I DPR RI telah menyetujui Jenderal Andika Perkasa untuk menjadi Panglima TNI seusai menjalani fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan di Gedung DPR RI, Jakarta pada Sabtu (6/11).