WahanaNews-NTT | Bentuk keren karena stylish, rapi, bersih merupakan salah satu keunggulan kompor induksi. Selain aman dan nyaman di dapur, menggunakan kompor induksi juga praktis tanpa repot mengganti tabung. Memasak menggunakan kompor induksi menjadi gaya hidup baru kekinian tanpa bau dan bebas asap.
Penggunaan kompor induksi bisa menjadi salah satu solusi mengurangi penggunaan energi berbasis impor sehingga bisa menghemat APBN negara. Presiden Joko Widodo mendorong penggunaan kompor induksi atau dikenal kompor listrik untuk menggantikan liquified petroleum gas (LPG/elpiji) yang umum dikonsumsi kelompok rumah tangga di Indonesia.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Kompor induksi dinilai mampu mengurangi gap devisa negara dengan memanfaatkan penggunaan energi listrik yang tersedia dengan kapasitas cukup di Indonesia. Program penggunaan kompor induksi ini disebut sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan ketahanan energi nasional.
Koordinator Harga Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Ferry Triansyah, mengungkapkan setiap tahun harga LPG kian meningkat. Di sisi lain, pemerintah berkewajiban memberikan subsidi harga LPG bagi masyarakat yang kurang mampu sehingga besaran subsidi kian meningkat.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Impor LPG kita itu kurang lebih 77%. Antisipasinya adalah bagaimana penggunaan energi dari gas LPG beralih ke energi listrik untuk meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi energi berbasis impor", ungkap Ferry dalam Talkshow New LIfestyle with Kompor Induksi yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM bersama PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya di Jakarta, Kamis, (04/08/2022).
Peneliti Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) M. Indra Al Irsyad menyebutkan bahwa negara luar telah terbiasa menggunakan kompor induksi ini. "Sebelumnya telah dilakukan studi di 13 negara mengenai penggunaan kompor induksi, hasilnya responden sepakat memasak menjadi lebih hemat, lebih cepat, lebih bersih dan lebih nyaman," ujar Indra. Ia berharap penggunaan kompor induksi segera dapat diimplementasikan di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager PLN UID Jakarta Raya ,Doddy B Pangaribuan menyampaikan bahwa PLN menyambut rencana konversi kompor LPG ke kompor induksi yang dicanangkan pemerintah. Ia mengatakan, melalui pilot project yang telah dilakukan di Solo dan Bali, masyarakat penerima manfaat memberikan testimoni positif dan mendukung program ini.
"Testimoni pilot project di kota Denpasar dan Solo menyebutkan penggunaan kompor induksi ini lebih mudah, murah, nyaman dan keren," ungkap Doddy. Terkait besaran daya listrik, khusus untuk keluarga penerima manfaat menurut Doddy masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan kemampuan daya listriknya saat menggunakan kompor induksi.
"Saya selalu dapat pertanyaan kalau listriknya tidak cukup bagaimana, pelanggan tidak perlu khawatir listrik di rumah tidak cukup saat memasak dengan kompor induksi, karena khusus penerima manfaat diberikan jalur khusus memasak di dapur sekitar 2.800 watt yang hanya dapat digunakan untuk memasak dengan kompor induksi," jelas Doddy. [frs]