WahanaNews-NTT | Kodim 1603/Sikka dan Badan Intelijen Negara (BIN) menggelar serbuan vaksinasi Covid-19 dimulai dari tingkat anak-anak, remaja, masyarakat umum, pelayan publik hingga lansia.
Kali ini Kodim 1603/Sikka dan BIN menggandeng pihak Pemerintah Kabupaten Sikka dalam hal ini Dinas Kesehatan dan Puskesmas (Fasyankes) setempat.
Baca Juga:
BPJS Kesehatan Pastikan Tidak Alokasikan Dana Khusus Vaksinasi di Masa Endemi
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ini dilaksanakan Rabu (11/05/2022) di dua lokasi yakni, Puskesmas Nita, Kecamatan Nita dan SDI Nara, Desa Lepolima (Puskesmas Beru dengan menyediakan tiga jenis vaksin yakni astrazeneca, moderna dan coronavac untuk dosis pertama, kedua dan booster.
Untuk vaksinasi di Puskesmas Nita lebih didominasi oleh remaja, masyarakat umum, pelayan publik hingga lansia, sedangkan di SDI Nara lebih didominasi oleh anak-anak sekolah namun tetap dilakukan pelayanan umum baik pemberian dosis pertama, kedua, dan booster.
Pelaksanaan serbuan vaksinasi, Kodim 1603/Sikka menerjunkan pelayanan kesehatan (Yankes) Kodim 1603/Sikka sebanyak 2 personel dan 1 personel Babinsa selanjutnya didukung oleh tim kesehatan dari Puskesmas setempat.
Baca Juga:
30 Persen Pasien Covid-19 di Indonesia Belum Vaksin Lengkap
Sementara itu Bakes Dim 1603/Sikka Peltu Surung Thomson Napitupulu saat ditemui media menjelaskan bahwa dalam rangka mendukung pencapaian target vaksinasi, Kodim 1603/Sikka melalui Pelayanan Kesehatan (Yankes) dan BIN serta Pemkab Sikka dalam hal ini Dinas Kesehatan serta Puskesmas setempat terus gencar melakukan serbuan vaksinasi masal kepada segenap warga masyarakat di wilayah Kabupaten Sikka.
Dikatakan, pelaksanaan vaksinasi ini guna mendukung percepatan vaksinasi secara nasional yakni dosis 1 (95,74%), dosis 2 (79,63%) dan dosis 3 (19,98%), dengan klasifikasi sebagai berikut yakni untuk anak-anak 6-11 tahun dosis 1 (78,15%), dosis 2 (63,16%), dosis 3 (0,01%), sedangkan remaja dosis 1 (94,39%), dosis 2 (81,30%), dosis 3 (1,80%), untuk masyarakat umum dosis 1 (80,69%), dosis 2 (66,25%), dosis 3 (20,31%), sedangkan untuk lansia dosis 1 (82,10%), dosis 2 (65,56%), dosis 3 (19,34%), beber Peltu Napitupulu.
Menurut dia, rendahnya capaian target vaksinasi perlu didorong agar target terbentuknya herd immunity dapat terlaksana, sehingga perlu kerjasama semua pihak demi terlaksananya program vaksinasi secara nasional.